Minggu, 08 Februari 2015

Filosofi Busana

Tauhkah sampean apa arti busana yang disematkan? pepatah jawa berkata “ajining diri gumantung saka ing lathi, ajining kehidupan gumantung ing busana”. makna secara tulisan dari peribahasa tersebut; aji ialah harga, lathi ialah mulut, nyawa adalah tubuh, maupun busana adalah pakaian.

Jadi, interpretasi dari peribahasa jawa tersebut adalah harga diri seseorang terletak dari bagaimana sosok itu menggunakan mulutnya. dan juga biaya diri tubuh (penghormatan) terletak dari apakah yang orang ini pakai.

Hal tersebut timbul benarnya juga. apakah masyarakat bisa dipercaya apabila ucapannya selamanya dusta. tunggal dusta yang tidak terungkap hendak memancing dusta yang lainnya untuk menyembunyikan dusta pula.

Sedangkan trofi seseorang terletak atas bagaimana yang orang ini pakai. selaku masyarakat Timur, pakaian atau pakaian yang dikenakan tidak sekadar bermakna estetis tetapi juga sopan.

Ingatkah apa salah satu Diva Indonesia yang mendapat trofi kaos terburuk No.2 atas polling Buzzfeed pada Grammy Week 2013?

Orang Indonesia telah dikenal semacam negara yang ramah tamah serta penuh kesopanan. gaya hidup adiluhung dan juga estetis telah diterapkan saat tradisional oleh nenek moyang. Tentang apakah daya bertata krama dan apakah pula berbusana.

Semua menginstruksikan jati diri negara. akan tetapi, polemik yang muncul kini ialah sangat banyak anak muda yang distart meninggalkan etiket tersebut maupun terpengaruh oleh style barat.

Akses cerita melalui tempat online ataupun fasilitas massa berpengaruh cukup besar didalam transfer pandangan hidup ini. Di esa sisi, orang Barat dengan penuh spirit belajar budaya Indonesia. Di sisi lain, anak-anak muda kami memborong berhenti etika Western.

Sungguh, ironi westernisasi sejatinya bukanlah sesuatu yang buruk didalam seluruh hal. ada beberapa hal yang dirasa baik untuk beberapa masalah. Misalkan perkembangan it maupun informasi.

Hanya saja, filter bagi hal tersebut sering tak. banyak kebiasaan barat yang diimpor dan juga langsung diterapkan begitu saja di lingkungan air. mulai dari style musik, budaya makan serta minum dan juga bercengkerama, hingga berbusana.

Seolah-olah, apa yang ditiru dari sang idola yang berasal dari wilayah luar negara adalah kiblat yang benar. Tanpa ditafsir dengan sarat kebijakan.

Akibatnya, beberapa kenakalan remaja karena hal tersebut marak terbentuk. melekatkan baju minimalis, ketat, dan tidak bahan memancing aksi pemerkosaan serta aksi asusila, salah tunggal contohnya.

Semestinya anak-anak muda Indonesia kembali menelaah tentang adat bangsa seorang diri yang memiliki kekhasan didalam berbusana, arti dari kain yang menutupi tubuh, hingga filosofinya. Terlepas dari suku yang sungguh-sungguh senantiasa memanfaatkan gaun seadanya sebab sebuah budi serta kurangnya cerita yang tersampaikan didalam mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar